Di publish oleh S-Gala.com, Tanggal
October 21, 2020
Lampu emergency tiba-tiba rusak. Mau beli yang baru?
Coba cek dulu kerusakannya, siapa tahu lebih murah kalau diperbaiki daripada beli yang baru. Cara mengetahui penyebab kerusakan pada lampu emergency adalah dengan cara mengecek komponen lampu satu persatu, apakah komponen tersebut menyala atau tidak.
Namun, sebelum kita mengecek komponen lampu mana saja yang rusak, tentunya kita harus mengetahui rangkaian lampu emergency dan komponen-komponen apa saja yang digunakan di lampu emergency LED.
Berdasarkan fungsinya, komponen elektronika dapat dibagi menjadi dua kategori : Komponen Aktif dan Pasif
Komponen aktif adalah komponen yang dapat memasukkan daya ke dalam rangkaian dan dapat secara elektrik mengatur dan meningkatkan aliran arus listrik.
Kebanyakan komponen aktif merupakan komponen berbahan semikonduktor, contohnya :
Berbeda dengan komponen aktif, komponen pasif hanya dapat mengambil atau menyimpan energi. Meskipun begitu, komponen pasif dapat mempengaruhi aliran listrik pada saat dilalui.
Komponen ini dapat menahan aliran, menyimpan energi untuk digunakan nanti, atau untuk menghasilkan induksi. Beberapa komponen pasif dan kegunaannya:
Hampir semua rangkaian elektronik menggunakan gabungan antara komponen aktif dan pasif. Tes sederhana yang dapat dilakukan untuk membedakan komponen aktif dan pasif adalah dengan mengukur perbedaan daya antara input dan outpunya.
Pada penerapannya di PCB (Printed Circuit Board), komponen pasif dan aktif keduanya memilki dua bentuk teknologi yaitu :
Pada teknologi through hole, komponen memiliki batang kaki yang panjang untuk dipasang menembus PCB dan disolder di bagian bawah PCB.
Salah satu keuntungan dari teknologi through hole adalah kemudahannya untuk menyolder komponen ke PCB secara manual.
Tapi karena membutuhkan lubang dan kaki yang panjang, maka dimensi dari komponen ini cukup besar, sehingga desain PCB akan terbatas pada ukuran yang tidak bisa terlalu kecil.
Sedangkan pada teknologi surface mount, komponen tidak memiliki batang kaki yang panjang namun memiliki pad. Pad ini merupakan tempat menyolder komponen ke PCB.
Komponen dapat langsung disolder di permukaan bagian bawah atau atas dari PCB sehingga tidak diperlukan lubang pada PCB.
Butuh tools khusus untuk menyolder komponen SMD (diantaranya solder bermata kecil dan timah berdiameter kecil).
Berbeda dengan teknologi THT, pada teknologi SMT desain PCB dapat memiliki ukuran yang lebih kecil karena komponen yang digunakan pada teknologi ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil daripada komponen teknologi through hole.
Zaman sekarang, dalam bidang manufaktur perangkat elektronik teknologi SMD lebih banyak digunakan karena proses otomatisasi dapat dengan lebih mudah diterapkan dan dapat menggunakan robot untuk meletakkan komponen pada PCB secara cepat.
Setelah mengetahui berbagai komponen elektronik, sekarang kita bahas bagaimana mengukur dan mengecek komponen lampu. Selain itu kita juga harus menentukan apakah komponen tersebut masih bagus atau sudah rusak. Satu alat yang mutlak diperlukan adalah Multimeter.
Pilihlah multimeter berjenis digital (DMM – Digital Multi Meter) karena lebih mudah dibaca dan memiliki fungsi yang lebih banyak dibandingkan dengan multimeter jenis analog.
Fungsi-fungsi umum yang dimiliki pada kebanyakan DMM dan cara penggunaannya:
Satu hal yang penting dalam mengukur komponen adalah : lepaskan komponen tersebut dari rangkaian atau PCB.
Kenapa?
Tujuannya untuk menghasilkan nilai pengukuran yang akurat, karena jika pengukuran dilakukan langsung pada rangkaian, nilai pengukuran akan dipengaruhi oleh komponen yang lain.
Nah, sekarang mari kita mempelajari cara mengukur dan mengecek komponen lampu emergency.
Nilai resistansi dari resistor dapat kita tentukan dari warna-warna pada resistor (untuk jenis through hole) atau kode yang tertulis pada bodi (untuk jenis SMD). Satuan dari resistansi sendiri adalah Ω (dibaca: ohm).
Untuk mengecek komponen lampu jenis resistor, putar knob penunjuk DMM ke bagian pengukuran resistansi, dan letakkan probe di ujung-ujung kaki resistor serta usahakan kaki resistor tidak bersentuhan dengan tangan karena akan mempengaruhi pembacaan.
Jika nilai yang ditunjukkan oleh DMM sesuai dengan nilai kode pada resistor, maka resistor tersebut dapat dikatakan masih dalam keadaan baik dan dapat digunakan kembali.
Namun jika nilainya sudah jauh melenceng atau malah tertulis 1 atau OL (Over Limit) pada DMM maka resistor sudah rusak dan harus diganti.
Cara menentukan nilai kode pada resistor adalah sbb :
Untuk menghitung resistor jenis through hole kita dapat menggunakan kalkulator resistor yang banyak tersedia di internet. Salah satunya adalah di laman http://www.resistor-calculator.com/, untuk resistor jenis ini ada yang memiliki 4 atau 5 lingkaran warna.
Sebagai contoh : jika warna pada resistor adalah merah, merah, coklat, dan emas (4 lingkaran warna), maka resistor tersebut bernilai 220 ohm dan memiliki toleransi ±5%.
Untuk resistor jenis SMD, karena ukurannya yang kecil, maka resistor ini memiliki kode angka pada bodi nya.
Untuk menentukkan nilainya, kalian tinggal memasukkan kode tersebut pada resistor code calculator yang banyak tersedia di internet juga. Salah satunya adalah pada laman web https://www.hobby-hour.com/electronics/smdcalc.php.
Sebagai contoh : jika di bodi resistor tertulis 2200 maka resistor tersebut bernilai 220 ohm.
Untuk mengecek komponen lampu jenis kapasitor dengan menggunakan DMM, putar knob ke pengukuran kapasitor dantempelkan probe ke ujung-ujung kaki kapasitor, maka DMM akan menunjukkan nilaidari kapasitor tersebut.
Satuan dari kapasitor sendiri adalah Farad dan tiap kapasitor memiliki batas voltase pengoperasian maksimum.
Jika nilai yang tertera dan hasil pengukuran pada kapasitor berbeda jauh (note: toleransi pada kapasitor berkualitas rendah adalah 20% - semakin baik kualitas kapasitor semakin kecil toleransinya) atau bahkan tidak mengeluarkan angka apapun pada DMM (0 atau OL), berarti kapasitor tersebut perlu diganti.
Kapasitor sendiri sangat banyak jenisnya berdasarkan bahan pembuatnya, namun secara umum bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:
Nilai kapasitor bipolar biasanya lebih mudah dibaca karena tertulis jelas di bodi kapasitornya.
Info :
Untuk menentukan kaki mana yang positif dan negatif pada kapasitor bipolar jenis THT dapat dilihat pada bodi kapasitor. Jika terdapat tanda minus atau batang kakinya lebih pendek, maka kaki tersebut berkutub negatif (-), sedangkan kaki yang lebih panjang atau yang tidak terdapat tanda apapun pada bodinya maka kaki tersebut berkutub positif (+).
Untuk yang berjenis SMD pad berkutub positif (+) adalah yang memiliki tanda garis di atasnya.
Nilai pada kapasitor non polar through hole biasanya berbentuk kode dan untuk membaca nilainya dapat menggunakan kalkulator yang terdapat juga di internet, salah satunya bisa kalian kalkulasikan di https://circuitdigest.com/calculators/capacitor-value-code-calculator.
Namun untuk kapasitor non polar yang berjenis SMD, tidak ada kode pada bodinya sehingga salah satu cara untuk mengetahui nilainya adalah dengan cara mengukurnya dengan DMM atau melihat lewat tulisan pada bungkusnya pada saat membeli.
Diode dan chip LED (Light Emitting Diode) merupakan komponen yang berfungsi sama, yaitu penyearah arus. Bedanya, chip LED dapat mengeluarkan cahaya pada saat dialiri arus listrik.
Kedua komponen ini memiliki cara pengukuran yang sama. Diode memiliki kutub anode (+) dan katode (-). Arus listrik akan mengalir jika kutub anode diberi muatan positif ke katode yang diberi muatan negatif.
Untuk menentukan kaki mana yang anode dan mana yang katode bisa dilihat pada bodi diodenya, bagian yang ada lingkaran yang biasanya berwarna putih atau silver merupakan kutub katodenya.
Untuk mengecek komponen lampu jenis diode ini, pertama putar knob DMM ke bagian pengukuran diode lalu tempelkan probe positif (berwarna merah) ke kaki/pad kutub anode dan probe negatif (berwarna hitam) ke kaki/pad kutub katode.
Jika diode masih berfungsi dengan baik, DMM akan menampilkan nilai voltase antara 0 sampai dengan 2 atau pada DMM tertentu akan mengeluarkan suara “Beep” sebanyak satu kali.
Diode perlu diganti jika:
Untuk mengukur komponen lampu jenis chip LED, sama halnya dengan diode. Probe positif ditempelkan pada kaki/pad anode dan probe negatif pada kaki/pad katode.
Untuk LED ber-watt rendah, pada saat diukur dengan DMM, LED akan menyala jika dalam keadaan baik dan LED tidak menyala jika dalam keadaan rusak.
Untuk LED ber-watt besar, DMM tidak akan dapat menyalakan LED sehingga satu-satunya cara adalah dengan menyambungkannya dengan sumber listrik yang nilai voltasenya 7V – 9V DC.
Ada dua macam transistor yang sering digunakan, yaitu transistor bipolar dan MOSFET.
Transistor bipolar terdiri dari transistor PNP (positif-negatif-positif) dan NPN (negatif-positif-negatif).
Sebelum mengukur transistor pertama yang harus kita lakukan adalah mencari datasheetnya terlebih dahulu di internet untuk menentukkan kaki-kakinya dan jenis transistornya. Kode transistor dapat dilihat pada bodi transistor tersebut.
Transistor bipolar memiliki kaki emitor, kolektor, dan basis. Untuk mengukurnya, putar knob DMM pada pengukuran diode dan kalian dapat menggunakan tahapan berikut ini:
Transistor yang baik adalah transistor yang memenuhi seluruh kriteria di atas. Jika ada kriteria yang tidak terpenuhi maka transistor tersebut rusak dan harus diganti.
Transistor MOSFET (Metal Oxide Field Effect Transistor) terdiri dari PMOSFET (positif) dan NMOSFET (negatif).
Transistor MOSFET memiliki kaki yang disebut Gate, Drain, dan Source. Untuk mengukurnya, putar knob DMM pada pengukuran diode, dan kalian dapat gunakan tahapan berikut:
Untuk transistor jenis NMOSFET:
Transistor dikatakan masih dalam kondisi baik jika memenuhi seluruh kriteria di atas.
Untuk transistor jenis PMOSFET:
Transistor dikatakan masih dalam kondisi baik jika memenuhi seluruh kriteria di atas.
Cara mengukur dan mengecek komponen lampu yang satu ini sangatlah mudah, putar knob DMM ke pengukuran voltase DC lalu tempelkan probe positif ke terminal positif baterai dan probe negatif ke terminal negatif baterai.
DMM akan menunjukkan nilai voltase baterai yang diukur. Jika baterai yang diukur sesuai dengan spesifikasi maka baterai tersebut dapat dikatakan baik.
Sebagai contoh : Baterai rechargeable bertipe 18650 memiliki standard voltase 3.7V, maka jika saat kondisi penuh (fully charged) baterai tersebut akan memilki voltase di atas 3.7V. Baterai dikatakan sudah tidak bagus jika sudah kurang dari 2/3 kapasitas baterai.
Nah, kalau semua sudah dicek dan tidak bermasalah, artinya IC lampunya yang rusak. Saat ini agak sulit mencari spare part IC, jadi solusi terbaik adalah membeli lampu emergency baru apabila IC-nya yang rusak.
Jangan lupa untuk mampir ke katalog kami untuk mendapatkan info terlengkap mengenai produk emergency.
Mungkin Anda Tertarik dengan Info Berikut